Kamis, 21 Mei 2009

campak

Campak

Campak bukan merupakan istilah yang aneh di telinga. Rasanya hampir semua orang dewasa pernah mendengar tentang penyakit ini. Nama lain untuk campak adalah morbili, rubeola, measles, dan ada juga yang menyebut tampek.
Campak adalah infeksi menular yang disebabkan oleh virus morbili dan ditandai dengan terjadinya eksantema akut.
Epidemiologi
Penyakit ini sangat mudah menular dimana penularan dapat terjadi melalui:
• Percikan ludah yang mengandung virus (droplet infection)
• Kontak langsung dengan penderita
• Penggunaan peralatan makan dan minum bersama
Penderita dapat menularkan penyakitnya sejak 2-4 hari sebelum timbulnya ruam pada kulit sampai ± 5 hari sejak ruam timbul. Jauhkan penderita dari orang lain yang belum pernah terkena campak, karena tingkat infektivitas campak sangat tinggi. Berada di dalam ruangan yang sama dengan penderita campak (baik yang sudah bergejala maupun belum), sudah cukup untuk memindahkan virus ke tubuh kita.
Seorang wanita yang pernah menderita campak atau pernah mendapat imunisasi campak akan meneruskan daya imunitas pada bayi yang dikandungnya. Kekebalan ini akan bertahan selama tahun pertama setelah anak dilahirkan. Karena itu jarang sekali kita menjumpai bayi (khususnya yang berusia di bawah 5 bulan) yang menderita campak.
Seorang yang pernah terinfeksi campak menjadi kebal seumur hidupnya.
Etiologi
Virus Rubeola
• Virus RNA rantai tunggal
• Termasuk dalam famili paramiksovirus
• Sampai saat ini hanya ada satu serotipe yang diketahui dapat menimbulkan penyakit pada manusia
Faktor risiko
• Daya tahan tubuh yang lemah
• Belum pernah terkena campak
• Belum pernah mendapat vaksinasi campak

Gejala klinis
Gejala dimulai antara 7-20 hari (rata-rata 10-12 hari) sesudah terinfeksi. Gejala awal sulit dibedakan dengan influensa biasa. Dimulai dengan demam tinggi, hidung berair, batuk ringan, sariawan, nyeri menelan, dan mata merah berair. Anak menjadi cengeng dan matanya selalu terpejam akibat radang pada selaput lendir mata (konjungtivitis).
Ruam dapat muncul pada selaput lendir mulut daerah pipi 2-4 hari kemudian. Ruam di daerah ini dikenal dengan istilah bercak Koplik (Koplik's spots). Nama tersebut diambil dari Henry Koplik, nama seorang dokter spesialis anak di Amerika Serikat yang pertama mendeteksi tanda itu. Bercak Koplik seringkali digambarkan seperti garam yang ditabur di atas permadani merah. Gambaran itu memang tepat, karena bercak koplik tampak sebagai titik-titik putih kecil dikelilingi oleh dasar mukosa yang merah. Bercak ini hanya muncul pada masa inkubasi dan cepat menghilang.
3-5 hari setelah gejala pertama (1-2 hari setelah munculnya bercak Koplik), demam menjadi semakin tinggi lalu diikuti dengan munculnya ruam-ruam berwarna kemerahan. Sebagian ruam hanya berupa perubahan warna saja (makula), tapi sebagian lagi berupa lesi yang agak menonjol (papula). Oleh karena itu, erupsi yang terjadi diistilahkan sebagai erupsi makulopapula.
Ruam yang terasa sedikit gatal ini mula-mula muncul di belakang telinga. 1 - 2 hari kemudian ruam akan menyebar ke leher, dada, punggung, perut, dan akhirnya lengan serta tungkai. Pada saat ini ruam di wajah mulai menghilang.
Pada puncak penyakit, penderita tampak sakit berat, ruam sangat luas, dan suhu tubuh dapat mencapai lebih dari 40°C. Batuk dapat bertambah parah. Pada keadaan yang berat, ruam biasanya akan tampak lebih gelap (merah kehitaman).
Dalam 3-5 hari setelah munculnya ruam, suhu tubuh mulai kembali normal. Penderita akan merasa lebih baik dan ruam yang tersisa akan segera mengalami deskuamasi (pengelupasan lapisan tanduk kulit) dan menghilang. Walau demikian, ruam tersebut akan meninggalkan bekas berupa bercak berwarna kehitam-hitaman yang baru menghilang dalam waktu yang cukup lama (± 1 bulan). Bercak ini merupakan tanda khas bahwa seseorang baru saja terkena campak.
Batuk biasanya masih tetap ada sampai beberapa hari kemudian.
Kadang-kadang kadar platelet darah dapat turun sangat rendah (trombositopenia). Akibatnya penderita mudah mengalami perdarahan (ditandai dengan mudah memar).
Pemeriksaan Laboratorium
Serologi
Pada kasus-kasus atipik, dapat dilakukan pemeriksaan serologi untuk memastikannya. Teknik pemeriksaan yang dapat digunakan adalah:
1. Fiksasi komplemen
2. Inhibisi hemaglutinasi
3. Metode antibodi fluoresensi tidak langsung
Patologi anatomi
Pada organ limfoid dijumpai:
• Hiperplasia folikuler yang nyata
• Sentrum germinativum yang besar
• Sel Warthin-Finkeldey
• Sel datia berinti banyak yang tersebar secara acak
• Sel ini memiliki nukleus eosinofilik dan jisim inklusi dalam sitoplasma
• Sel ini merupakan tanda patognomonik campak
Pada bercak Koplik dijumpai:
• Nekrosis
• Neutrofil
• Neovaskularisasi
Diagnosa
Diagnosa biasanya ditegakkan berdasarkan temuan klinis. Pada tahap awal, sulit untuk menegakkan diagnosa campak. Adanya konjungtivitis merupakan petunjuk berharga dalam upaya pengambilan diagnosa. Bila kita berhasil menemukan bercak Koplik, maka diagnosa dini dapat kita tegakkan.
Hal-hal yang membantu penegakan diagnosa:
• Riwayat kontak dengan penderita campak
• Gejala demam, batuk, pilek dan konjungtivitis
• Bercak Koplik (patognomonik)
• Erupsi makulopapula dengan tahap-tahap pemunculan yang khas
• Bercak berwarna kehitaman pada kulit setelah sembuh
Diagnosa banding
• Campak jerman (Rubella)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar